Jumat, 06 Maret 2020

Perang 5 Hari Semarang


PERISTIWA 5 HARI DISEMARANG


Pertempuran Lima Hari di Semarang merupakan serangkaian pertempuran rakyat indonesia dalam memperjuangkan keutuhan NKRI kembali.
Pada saat itu, pertempuran di Semarang terjadi antara rakyat Semarang dengan Jepang.
Pertempuran terjadi dari 14 Oktober 1945 hingga 19 Oktober 1945.
Pertempuran yang terjadi selama lima hari, menjadikan pertempuran ini diberi nama "Pertempuran Lima Hari di Semarang".

Latar Belakang
                    Keadaan situasi kota Semarang setelah kemerdekaan Indonesia agak berbeda.
Setelah Kaiji dapat direbut dari tangan Jepang, kekuatan pemuda Semarang dikerahkan untuk menghadapi penyerahan senjata oleh militer Jepang.
Penyerahan senjata tersebut berpusat di Kidoo Boetai kepada para pemuda pejuang dan BKR Semarang.
Namun penyerahan senjata tersebut tidak jadi dilakukan.
Penyebab berselisihnya antara Indonesia dengan pihak Jepang, dan membuat pihak Jepang menyerang Indonesia yakni:
Mereka merasa terikat oleh perintah tentara Sekutu untuk mempertahankan status quo di daerah-daerah yang mereka duduki, dengan disertai ancaman hukuman bila hal itu tidak mereka laksanakan.
Para pemuda Indonesia tidak bisa memahami psikologis Jepang, sehingga para pemuda Indonesia tidak mampu menahan untuk tidak menyerang Jepang. Padahal bisa jadi Jepang akan menyerah kepada Indonesia.
Sering terjadi perselisihan antara rakyat Indonesia dengan tentara Jepang, sehingga permasalahan kecil yang timbul dapat menjadi peristiwa yang besar.
Peristiwa Lima Hari di Semarang terjadi akibat terdengar kabar bahwa akan terjadi penyerahan senjata oleh para petugas pemerintah Jepang.
Kemudian senjata tersebut akan diambil alih oleh pejuang Indonesia dan BKR.
Kemudian sebagian senjata berhasil dikumpulkan di gedung sekolah Jepang yang terletak di lereng bukit bernama Bergota.
Namun ketika pimpinan RI setempat dan pimpinan BKR Laut Semarang menghubungi tentara Jepang Kidoo Butai di Jatingaleh, sikap militer Jepang tidak kooperatif.
Hal tersebut keadaan semakin memanas.
Kemudian peristiwa perobekan bendera Nasional Merah Putih oleh tentara Jepang membuat keadaan semakin memburuk.
Penguasa Jepang yang mengetahui semangat pejuang rakyat Semarang tinggi, penguasa Jepang akhirnya memerintahkan Kidoo Butai, pasukan istimewa Jepang di Jatingaleh untuk terjun ke utara dan merebut kembali senjata serta menguasai wilayah Semarang.
Bergeraknya pasukan Kidoo Butai menyebabkan terjadinya pertempuran Lima Hari di Semarang.
Kemudian pemuda Semarang bergerak menuju aula rumah sakit Purusara sebagai markas pejuang.
Semangat para pejuang Indoneisa disambut oleh para pemuda yang berada di Rumah Sakit.
Kemudian pada 14 Oktober 1945 tepatnya 06.30 , pemuda rumah sakit mendapatkan intruksi untuk mencegat kendaraan Tentara Jepang.
Kemudian para pemuda Semaran gberhasil menyita mobil sedan dan melucuti senjatanya.
Kemudian hingga sore, pemuda Indonesia bergerak mencari tentara Jepang dan menjeblokaskannya ke dalam Penjara Bulu.
Pukul 18.00 tentara Jepang membalas dendam dan melucuti anggota Polisi Istimewa yang sedang menjaga sumber air minum warga Semarang "reservoir Siranda".
Pada saat itu tentara Jepang membawa anggota polisi Indonesia dan disiksa.
Kemudian terdengar kabar bahwa tentara Jepang memberi racun ke sumber air "reservoir siranda".
Kemudian Dr Kriadi mendapat telepon dari Rs. Purusara untuk memeriksa kandungan air di Reservoir Siranda.
Dr Kariadi langsung menuju ke sumber mata air tanpa memperhatikan keselamatannya, karena pada saat itu Jepang sedang gencar menyerang rakyat Semarang.
Isteri Dr. Kariadi yang bernama drg. Sunarti menahan keinginan Dr Kariadi, namun Dr Kariadi tetap nekat karena berhubungan dengan nyawa banyak orang, akhirnya drg. Sunarti tidak bisa mencegahnya lagi.
Namun ketika Dr Kariadi menuju Reservoir Siranda, mobil yang ditumpangi Dr Kariadi dihadang tepatnya di Jalan Pandanaran.
Dr Kariadi ditembaki dan akhirnya terbunuh.
Meninggalnya Dr. Kariadi menyebabkan amarah rakyat Semarang menjadi tinggi.
Kemudian pada 15 Oktober 1945 pada pukul 03.00 WIB, Mayor Kido memerintahkan 1000 orang tentara Jepang untuk melakukan penyerangan ke pusat kota Semarang.
Tanggal 17 Oktober 1945 tentara Jepang mengumumkan untuk melakukan genjatan senjata, namun justru Jepang melakukan serangan ke berbagai kampung di Semarang.
Pada 19 Oktober 1945 pertempuran terus terjadi.
Pertempuran yang berlangsung secara sengit menimbuljan korban jiwa hingga 2000 nyawa dari rakyat Indonesia.
Sedangkan dari Jepang telah meninggal dunia sebanyak 1000 tentara.
Pada saat pertempuran, TKR Semarang hingga TKR Laut, dan Laskar Rakyat Semarang menghadapi serangan tentara tersebut.
Setelah pertempuran Lima Hari di Semarang mereda, tentara Sekutu mendarat di Kota Semarang yang terdiri dari Inggris, Belanda, Australia, Gurkha, dan Sikh.
Kemudian pada 21 Oktober terjadi lagi sebuah pertempuran melawan tentara sekutu.

  • Tokoh

1. Mr. Wongsonegoro selaku Gubernur Jawa Tengah waktu itu (dia sempat ditahan tentara Jepang)
2. Dr. Karyadi selaku Kepala Laboratorium Dinas Pusat Purusara
3. Dr. Sukaryo dan Sudanco Mirza Tokoh indonesia (ditangkap tentara Jepang bersama dengan Mr. Wongsonegoro)
4. Mayor Kido pimpinan Kido Butai yang memiliki sebuah markas di Jalan Jatingaleh
5. drg. Sunarti. Sesosok wanita gigih (isteri Dr. Karyadi)
6. Jendral Nakamura, Sosok Jendral dari Jepang yang berhasil ditangkap oleh TKR di Magelang.

  • Cuplikan Kisah



Peristiwa 10 November


PERISTIWA 10 NOVEMBER ( SURABAYA )

1. Latar Belakang :
            

   PERISTIWA 10 November 1945 yang sekarang dikenal sebagai Hari Pahlawan, merupakan satu peristiwa heroik segenap rakyat Indonesia, dalam mempertahankan kemerdekaan yang diproklamasikannya, pada 17 Agustus 1945. 

Peristiwa bersejarah ini, dipicu oleh tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby, dalam pertempuran di Surabaya, Jawa Timur. Dalam peperangan itu, Mallaby tewas terpanggang di dalam mobil yang ditumpanginya, diduga akibat terkena lemparan granat, saat melintas di depan Gedung Internatio.
Komandan Angkatan Perang Inggris di Indonesia Jenderal Christison menyebut tewasnya Mallaby sebagai satu pembunuhan yang kejam. Dia menyatakan, akan menuntut balas terhadap rakyat Indonesia, dan Surabaya khususnya.

Pucuk Pimpinan Barisan Pemberontak Rakyat Indonesia (BPRI) Sutomo atau biasa dipanggil Bung Tomo alias Bung Kecil mengatakan, rakyat Indonesia tidak takut dengan ancaman Christison yang akan menuntut balas.

Dia juga melihat, di balik pernyataan Christison yang ingin menurunkan kekuatan militernya secara penuh, untuk menggempur rakyat Indonesia yang sedang berjuang mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamirkannya itu, terdapat satu muslihat licik.

Dalam hal ini, Bung Tomo teringat perang Jepang melawan China, tahun 1931. Ketika itu, Jepang ingin menguasai Mansuria. Dalam pertempuran dengan rakyat Tiongkok itu, opsir Nippon Nakamura tewas. Tidak terima serdadunya tewas, Jepang mengancam akan menuntut balas.

Mula-mula, perasaan rakyat Jepang untuk menuntut balas yang dikobarkan. Lalu, dari berbagai penjuru, tentara Nippon menyerang dan mencaplok seluruh wilayah Mansuria. Satu serdadu Nippon tewas, seluruh wilayah Mansuria dikuasai.

Dengan tewasnya Mallaby, Bung Tomo khawatir pihak Belanda memakai Inggris untuk mencaplok kawasan Surabaya, seperti Jepang menguasai Mansuria, saat perang melawan China.

Kekhawatiran itu pun terbukti benar. Pihak Belanda melalui Inggris, mengultimatum pemerintah Indonesia yang baru terbentuk, untuk menyerahkan diri dengan meletakan senjata, dan mengangkat tangan tinggi-tinggi.

Dalam selebaran yang disebar melalui udara, Komandan Angkatan Perang Inggris di Jawa Timur Mayor Jenderal Mansergh meminta seluruh pimpinan Indonesia, pemuda, polisi, dan kepala radio Surabaya, menyerahkan diri ke Bataviaweg atau Jalan Batavia, pada 9 November 1945.

Penghinaan itu kontan membuat dada para pejuang kemerdekaan terbakar. Dengan cepat, BPRI memberikan pelatihan kilat perang gerilya. Terutama tentang tata cara penggunaan senjata hasil rampasan pasukan Nippon.

Perlu diketahui, pada zaman itu banyak pejuang rakyat yang belum mengerti tata cara menggunakan senjata rampasan. Hingga akhirnya, tidak jarang senjata itu memakan tuannya sendiri, dan otomatis merugikan perjuangan kemerdekaan.

Setelah mendapatkan pelatihan yang cukup, secara bergantian mereka memberikan pengajaran kepada teman-temannya yang lain, dan seterusnya. Mereka inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan "pasukan berani mati".

Di antara kelompok pejuangan itu, terdapat bukan hanya rakyat Surabaya. Tetapi juga pejuang dari Sumatera, Kalimantan, Maluku, Sulawesi, Bali, para kiai dan alim ulama dari berbagai Pulau Jawa. Anak-anak, pemuda, pemudi, dan orang tua. Semua terjun ke medan perang.

Di tengah situasi genting itu, Gubernur Jawa Timur Suryo berpidato di corong radio, meminta rakyat untuk bersabar dan menunggu keputusan dari pemerintah pusat di Jakarta. Karena ultimatum itu, ditunjukkan kepada republik yang baru berdiri.

Tetapi Jakarta menyerahkan keputusan yang diambil kepada pemerintah daerah dan rakyat. Akhirnya, Gubernur Suryo kembali berpidato, dan meminta rakyat mempertahankan kemerdekaan yang baru diproklamirkan.

Hingga 10 November 1945 pagi, rakyat yang siap angkat senjata pun masih menunggu. Hingga akhirnya tersiar kabar, sekira pukul 09.00 WIB lebih, seorang pemuda melaporkan terjadi penembakan oleh pasukan Inggris.

Peristiwa yang ditunggu-tunggu pun tiba. Masing-masing pasukan pemuda, dikerahkan ke pos dan pangkalan yang sudah menjadi tanggung jawabnya.

Pertempuran hebat pun terjadi. Moncong senjata memuntahkan pelornya. Segenap rakyat berjuang bersama. Tidak ada perbedaan golongan, tingkatan, agama, dan paham. Ketika satu Indonesia terancam, satu bangsa Indonesia akan membelanya.

Inilah hakikat dari peristiwa bersejarah itu. Di mana semua rakyat menjadi satu, dan melupakan semuanya, kecuali Republik Indonesia. Perorangan tidak berlaku pada hari itu. Pemerintah, tentara, rakyat, melebur jadi satu.

Kepada segenap rakyat Indonesia yang telah berkorban saat itulah, gelar pahlawan layak disematkan. Selamat Hari Pahlawan.
2.Cuplikan Kisah :

Kamis, 05 Maret 2020

PERISTIWA PUPUTAN MARGARANA


PUPUTAN MARGARANA


               Ngurah Rai memiliki pasukan yang bernama pasukan "Ciung Wanara" yang melakukan pertempuran terakhir yang dikenal dengan nama Puputan Margarana. (Puputan, dalam bahasa bali, berarti "habis-habisan", sedangkan Margarana berarti "Pertempuran di Marga"; Marga adalah sebuah desa ibu kota kecamatan di pelosok Kabupaten Tabanan, Bali)


  • Latar Belakang

                Salah satu isi perundingan Linggajati padatanggal l0 November 1946 adalah bahwa Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Selanjutnya Belanda harus sudah meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.Pada tanggal 2 dan 3 Maret 1949 Belanda mendaratkan pasukannya kurang lebih 2000 tentara di Bali, ikut pula tokoh-tokoh yang memihak Belanda. Pada waktu itu Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai Komandan Resiman Nusa Tenggara sedang pergi ke Yogyakarta untuk mengadakan konsultasi dengan Markas tertinggi TRI.Sementara itu perkembangan politik di pusat Pemerintahan Republik Indonesia kurang menguntungkan akibat perundingan Linggajati di mana Bali tidak diakui sebagai bagian wilayah Republik Indonesia. Rakyat Bali merasa kecewa terhadap isi perundingan ini. Lebih-lebih ketika Belanda membujuk Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai diajak membentuk Negara Indonesia Timur. Ajakan tersebut ditolak dengan tegas oleh I Gusti Ngurah Rai, bahkan dijawab dengan perlawanan bersenjata Pada tanggal 18 November 1946 I Gusti Ngurah Rai memperoleh kemenangan dalam penyerbuan ke tangsi NICA di Tabanan. Kemudian Belanda mengerahkan seluruh kekuatan di Bali danLombok untuk menghadapi perlawanan rakyat Bali ini. Pertempuran hebat terjadi pada tanggal 29 November 1946 di Margarana, sebelah utara Tabanan. Karena kalah dalam persenjataan maka pasukan Ngurah Rai dapat dikalahkan. I Gusti Ngurai Rai mengobarkan perang “Puputan” atau habis-habisan demi membela Nusa dan Bangsa. Akhirnya I Gusti Ngurai Rai bersama anak buahnya gugur sebagai kusuma bangsa. 

  • Kesimpulan

               Ketidakpuasan rakyat Bali terhadap perundingan Linggarjati yang menyatakan bahwa Wilayah RI hanya meliputi, Sumatera, Jawa, Madura. Jadi Bali tidak dijadikan bagian dari RI. Oleh Belanda Bali dijadikan NIT tetapi Bali tidak mau.
  • Cuplikan Kisah

Rabu, 04 Maret 2020

PERTEMPURAN MEDAN AREA

PERTEMPURAN MEDAN AREA



  • LATAR BELAKANG

               Latar belakang pertempuran Medan Area, antara lain:
1. Bekas tawanan yang menjadi arogan dan sewenang-wenang.
2. Ulah seorang penghuni hotel yang merampas dan menginjak-injak lencana merah putih. Insiden ini terjadi di hotel di Jalan bali, Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu seorang penghuni hotel (Pasukan NICA) merampas dan menginjak-injak lecana Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan para pemuda. Akibatnya, terjadi perusaka dan penyerangan terhadap hotel yang banyak dihuni pasikan NICA.
3. Pemberian batas daerah Medan secara sepihak oleh Sekutu dengan memasang papan pembatas yang bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area” di sudut-sudut pinggiran Kota Medan.

Pada tanggal 18 Oktober 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum yang isinya:
1. melarang rakyat membawa senjata
2. semua senjata harus diserahkan kepada pasukan Sekutu.
Karena ultimatumnya tidak dihiraukan oleh rakyat Medan, Pasukan Sekutu mengerahkan kekuatannya untuk menggempur kota Medan dan sekitarnya. Serangan Sekutu ini dihadapi dengan gagah berani oleh pejuang RI dibawah koordinasi kolonel Ahmad Tahir


  • SEBAB-SEBAB PERTEMPURAN

1. Tawanan perang yang dibebaskan sekutu dipersenjatai & bersikap congkak sehingga menyebabkan terjadinya insiden di beberapa tempat
2. Penghuni hotel (pasukan NICA) merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hah ini mengundang kemarahan para pemuda Indonesia. Akibatnya terjadi perusakan dan penyerangan terhadaap hotel yang banyak dihuni pasukan NICA. Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak sekutu memasang papan yang bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Area” di beberapa sudut kota. Sejak itulah Medan Area menjadi terkenal. Pasukan Inggris dan NICA mengadakan pembersihan terhadap unsur Republik yang berada di kota Medan.


  • JALANNYA PERTEMPURAN


               Pada tanggal 18 Oktober 1945, Sekutu mengultimatum rakyat Medan untuk menyerahkan senjatanya.NICA melakukan aksi teror yg menyebabkan pecahnya pertempuran shg banyak korban di pihak Inggris.
Tgl 1 Des 1945 Sekutu memasang papan-papan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut pinggiran kota Medan.

Pada bulan April 1946 pasukan Sekutu berhasil mendesak pemerintah RI keluar Medan. Pasukan Inggris dan NICA mengadakan pembersihan terhadap unsur Republik yang berada di kota Medan. Hal ini jelas menimbulkan reaksi para pemuda dan TKR untuk melawan kekuatan asing yang mencoba berkuasa kembali.


  • AKIBAT PERTEMPURAN

             Pertempuran Medan Area berakhir pada 15 Februari 1947 pukul 24.00 setelah ada perintah dari Komite Teknik Gencatan Senjata untuk menghentikan kontak senjata. Sesudah itu Panitia Teknik genjatan senjata melakukan perundingan untuk menetapkan garis-garis demarkasi yang definitif untuk  Medan Area. Dalam perundingan yang berakhir pada tanggal 10 Maret 1947 itu, ditetapkanlah suatu garis demarkasi yang melingkari kota Medan dan daerah koridor Medan Belawan. Panjang garis demarkasi yang dikuasai oleh tentara Belanda dengan daerah yang dikuasai oleh tentara Republik seluruhnya adalah 8,5 Km. Pada tanggal 14 Maret 1947 dimulailah pemasangan patok-patok pada garis demarka-si itu. Akan tetapi kedua pihak, Indonesia dan Belanda, selalu bertikai mengenai garis demarkasi ini. Empat bulan setelah akhir pertempuran ini, Belanda melaksanakan Operatie Product atau disebut Agresi Militer Belanda I.


  • AKHIR PERTEMPURAN


Pada tgl 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakan pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan Area.Pertemuan tersebut memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Komando tersebut meneruskan perjuangan di Medan Area.


  • CUPLIKAN KISAH



Selasa, 03 Maret 2020

PERISTIWA BANDUNG LAUTAN API


PERISTIWA BANDUNG LAUTAN API



1.  Terjadi    :  tanggal 23 Maret 1946.
2.  Tempat   :  Kota Bandung.
3.  Tokoh     :   Moh. Toha dan Ramdan.
4.  Latar Belakang : 


               Pasukan Inggris bagian dari Brigade MacDonald tiba di Bandung pada tanggal 12 Oktober 1945. Sejak semula hubungan mereka dengan pemerintah RI sudah tegang. Mereka menuntut agar semua senjata api yang ada ditangan penduduk kecuali TKR, diserahkan kepada mereka. Orang orang Belanda yang baru dibebaskan dari kampung tawanan mulai melakukan tindakan tindakan yang mulai mengganggu keamanan. Akibatnya bentrokan bersenjata antara Inggris dan TKR, tidak dapat dihindari. Malam tanggal 21 november 1945, TKR dan badab badan perjuangan nelancarkan serangan terhadap kedudukan kedudukan Inggris dibagian utara, termasuk Hotel Hotman dan Hotel Preanger yang mereka gunakan sebagai markas. Tiga hari kemudian, MacDonald menyampaikan ultimatum kepada Gubernur Jawa Barat agar Bandung Utara dikosongkan oleh penduduk termasuk pasukan bersenjata.
               Ultimatum tentara sekutu agar Tentara RI meninggalkan kota Bandung mendorong TRI untuk melakukan operasi " bumihangus ". Para pejuang pihak RI tidak rela bila kota Bandung dimanfaatkan oleh pihak Sekutu dan NICA. Keputusan untuk membumihanguskan Bandung diambil melalui musyawarah MP3 dihadapan semua kekuatan perjuangan pihak RI, Pada tanggal 23 Maret 1946 Kolonel Abdoel Haris Nasution selaku Komandan Divisi III TRI mengumumkan hasil musyawarah, memerintahkan evakuasi kota Bandung. Kemudian Bandung sengaja dibakar oleh TRI dan rakyat dengan maksud agar Sekutu tidak menggunakan Bandung sebagai markas militer yang strategis. Tentara Inggris mulaimenyerang sehingga pertempuran sengit terjadi. Sebelah selatan Bandung, yang terdapat gudang Amunisi besar tentara sekutu. Dalam pertempuran Moh. Toha dan Ramdan berhasil meledakkan gudang dinamit. Pembumihangusan Bandung dianggap merupakan strategi yang tepat dalam Perang Kemerdekaan Indonesia. Peristiwa ini mengilhami lagu Halo Halo Bandung yang nama penciptanya masih menjadi perdebatan. 

5. Kesimpulan :
               Belanda ( NICA ) akan menggunakan kota Bandung sebagai markas sulehingga rakyat marah dan membakar kota Bandung Selatan termasuk membakar gudang senjata yang dipimpin oleh Moh. Toha dan Ramdan. 

             

PERISTIWA PERTEMPURAN AMBARAWA

PERTEMPURAN AMBARAWA


1. Nama Peristiwa
          Peristiwa Pertempuran Ambarawa dikenal dengan nama Palagan Ambarawa.

2. Tempat Terjadi Peristiwa
         Peristiwa tersebut terjadi di Ambarawa

3. Latar Belakang Peristiwa
         Pihak sekutu mengingkari janjinya. Sehingga pada tanggal 20 novemver di Ambarawa pecah pertempuran antara pasukan TKR dibawah pimpinan Mayor Sumarto dan tentara sekutu. Pada tanggal 21 november 1945, pasukan sekutu yang berada di Magelang di tarik ke Ambarawa. Namun, tanggal 22 November 1945 pertempuran berkobar didalam kota dan pasukan sekutu melakukan pengeboman terhadap kampung - kampung yang berada di sekitar Ambarawa. Sementara itu, dari arah Magelang pasukan TKR dari divisi V/Purwokerto di bawah pimpinan Imam Androngi melakukan serangan fajar pada tanggal 21 november 1945 dan berhasil menduduki desa Pingit dan merebut desa desa sekitarnya yang sebelumnya di duduki sekutu. Kemudian pada tanggal 26 november 1945 pimpinan pasukan TKR dari Purwokerto yaitu Letnan Kolonel Isdiman gugur dan digantikan oleh Kolonel Soedirman.
           Pada tanggal 11 Desember 1945, kolonel Soedirman mengambil prakarsa untuk mengumpulkan masing masing kimandan sektor. Pada tanggal 12 Desember 1945 pukul 04.30 komandan melakukan serangan mendadak dari semua sektor. Pada tanggal 12 Desember 1945 dalam waktu setengah jam pasukan TKR berhasil mengepung musuh didalam kota. Pertahanan musuh terkuat ada di Benteng Willem yang terletak di tengah kota Ambarawa. Kota Ambarawa di kepung selama 4 hari 4 malam. Setelah bertempur 4 hari 4 malam pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan sekutu di buat mundur ke Semarang. Pertempuran ini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan di peringati Hari jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.

4. Tokoh - Tokoh yang Terlibat
  • Letkol M. Sarbini
  • Brigadir Jendral Bethell
  • Kolonel Holland Iskandar
  • Letnan Kolonel Isdiman
  • Kolonel Soedirman
  • Oni Sastrodiharjo
  • Batalyon I Soerjosoempeno
  • Yon Imam Adrongi
  • Yon Soeharto
  • Yon Soegeng
5. Pelajaran yang dapat Dipetik
  •  Sebagai generasi muda kita tidak boleh putus asa .
  • Jangan mudah menyerah dan giat dalam berusaha.

6. Cara Menjaga NKRI agar tidak dikuasai oleh Pihak Asing
  • Dengan cara menjaga dan mempertahankan keutuhan NKRI.
  • Menjaga persatuan dan kesatuan NKRI.
  • Tidak membeda bedakan hanya karena suatu perbedaan.






Sabtu, 29 Februari 2020

materi sejarah kelas x smk bab 7


PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

A.   Perjuangan Mempertahankan Indonesia dengan Kkekuatan Bersenjata
Pada tanggal 29 September 1945 pasukan Inggris dibawah pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip membentuk AFNEI.
AFNEI diserahi beberapa tugas yaitu :
1.     Menerima penyerahan Jepang
2.     Membebaskan tawanan perang Jepang yang berasal dari Eropa
3.     Melucuti dan memulangkan tentara Jepang
4.     Menegakkan serta memelihara kondisi damai untuk diserahkan kepeda pemerintahan sipil

B.   Peristiwa – Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
1.     Perang Pasifik, BPUPKI, dan Janji Lemerdekaan
Pada tanggal 7 agustus Indonesia dijanjikan merdeka pada perang pasifik dan berlangsung ketika pengeboman Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus.

2.     BPUPKI  pada tanggal 29-1 juni membentuk 5 dasar negara :
a.     Kebangsaan indonesia
b.     Internasionalisme atau peri kemanusiaan
c.      Mufakat atau demokrasi
d.     Kesejahteraan sosial
e.      Ketuhanan Yang Maha Esa.

3.     Perbedaan Pendapat tentang  Proklamasi Kemerdekaan
a.     Golongan Muda :  Indonesia harus merdeka pada tanggal 14 pukul 06.00
b.     Golongan Tua : Kemerdekaan harus dibicarakan dengan BPUPKI.

4.     Makna Kemerdekaan Indonesia
a.     Merupakan titik puncak perjuangan bangsa indonesia
b.     Indonesia terbebas dari belenggu penjajah
c.      Negar Republik Indonesia telah lahir.

C.   Pembentukan Pemerintah Indonesia
Mengadakan 3 sidang yaitu :
a.     Hari Pertama :
Pada tanggal 18 agustus 1945 untuk mengesahkan UUD dam memilih presiden dan wakil presiden.
b.     Hari Kedua :
Pada tanggal 19 agustus 1945 pembentukan kementrian dan pembagian wilayah.
Mel
Meliputi 8 privinsi yaitu: JAWA BARAT, JAWA TENGAH, JAWA TIMUR, KALIMANTAN, SULAWESI, MALUKU, NTT, dan SUMATRA.
c.      Hari Ketiga:
Pada tanggal 22 agustus 1945 membentuk 3 badan :
1.     Pembentukan KNI
2.     Partai Nasional Indonesia
3.     Badan Keamanan Rakyat.

D.   Dukungan dan Reaksi Rakyat Indonesia Terhadap Proklamasi Kemerdekaan
a.     KOMITE AKSI : Terdiri dari API, BARA, BBI dan pada tanggal 2 september mengeluarkan manifesto.
b.     Dukungan Pemimpin Karesidnan
c.      Pernyataan Sri Sultan Hamengkubuwono IX
d.     Peristiwa lapangan IKADA.

2.  PELUCUTAN SENJATA dan PENGAMBILALIHAN ASET JEPANG
·        SURABAYA : Pada tanggal 19 september dihotel Yamato peristiwa penyobekan bendera
·        YOGYAKARTA : pada tanggal 26 september diawali dengan pemogokan pegawai dengan menyerbu tanki OTSUKA BUTAI.
·        BANDA ACEH : pada tanggal 6 oktober para pemuda membentuk Angkatan Pemuda Indonesia.
·        SUMATERA SELATAN : Pada tanggal 8 oktober berawal ketika residen dr. ABDUL KARIM GANI melakukan upacara dengan mengibarkan bendera MP
·        SEMARANG : terjadi pertempuran lima hari semarang pada tanggal 14 – 20 okober
·        KALIMANTAN : pada tanggal 14 november 8000 orang berkumpul dikomplek NICA dan mengarak bendera Merah Putih
·        SULAWESI : Tanggal 13 september sam ratulangi merebmerebut gedung vital dari tangan polisi belanda.

E.    Sistem Pemerintah Indonesia pada Masa Awal Kemerdekaan
1.     Awal Kemerdekaan:
Pada tanggal 16 dan 17 oktober dibentuk KNIP. Yang kemudian dibentuk partai yaitu :
a.     Masyumi, berdiri pada tanggal 7 november  dipimpin oleh dr. Sukiman wirjosanjoyo.
b.     PKI, pada tanggal 7 november dipimpin oleh moh. Yusuf
c.      PBI, berdiri 8 n0vember oleh sultan dewanis
d.     PRJ BERDIRI 8 NOVEMBER  oleh nyono
e.      Parkindo berdiri 10 nov oleh probowinoto
f.       Parsi oleh amir syarifuddin
g.     Paras oleh sultan sjahrir
h.     PKRI tanggal 8 desember oleh IJ. Kasimo
i.       Permai tanggal 17 desember oleh J.B Assa
j.       PNI tanggal 29 januari oleh sidik joyosukanto


Perang 5 Hari Semarang

PERISTIWA 5 HARI DISE MARANG • Pertempuran Lima Hari di Semarang merupakan serangkaian pertempuran rakyat indonesia dalam memperjua...